Langsung ke konten utama

Kedung Tumpang



Hari itu tepatnya jumat, Pada Bulan Oktober 2016, pagi pukul 04.00 wib aku sudah terbangun dari tidur. Pada saat itu bertepatan dengan acara pertinas saka bakti husada 2016 di blitar jawa timur. Saya dan octari annisa (sapaan tari)  menjadi Pinkonda (pimpinan kontingen daerah) sumatera barat. Cerita ini berwal dari pertemuan saya dengan pak candra yang merupakan Lisense Officer untuk kontingen Sumatera Barat pak candra merupakan pegawai dari dinas koperasi dan UMKM dari kabupaten blitar. Setelah banyak bercerita beliau mengajak kita mengunjungi tempat yang bernama kedung tumpang. Tempat ini merupakan lokasi wisata yang belum banyak dikenal oleh masyarakat. Katanya surga tersembunyi gtu.

Pada pukul 08.00 wib saya dan tari sarapan pagi ditempat yang sudah panitia. Disana kita mengajak Alfin Pinkonda Sumsel , Lisna dan rei pinkonda Kalteng. Setelah sarapan kita menungggu pak candra. Pada pukul 09.00 wib pak candra sudah siap dan kita melakukan perjalalanan menuju kedung tumpang yang berada di kabupaten tulungagung. Perjalanan ini diperkirakan 90 menit dari blitar. Dengan wajah penuh penasaran kita berjalanan dari perjalanan ini.

Pukul 11.00 wib kita sudah sampai diposisi akhir mobil dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan motor trail menuju lokasi. Jalan yang naik turun dan bertanah membuat adrenalin kita tertantang. Kira-kira 15 menit dengan motor kita sampai dilokasi yang dituju. Dan ternyata kedeng tumpang adalah pantai dengan tebing yang curam. Memang disana pemandangan yang sangat luar biasa.



Pemandangan dari Puncak

 

Tebing di kedung tumpang

 

Tari, Lisna dan Rei


Alfin



Pak Candra (Kiri) LO keren.

Air Terjun Kidung Tumpang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jae (dulang emas palangki)

"Jae", suatu kata yang tidak aneh lagi di masyarakat palangki. Jae merupakan alat mencari emas yang berbentuk lingkaran seperti kuali terbuat dari kayu. kegiatan penambangan emas dengan mengunakan jae sudah dilakukan semenjak lama. Tidak diketahui pasti sejak kapan orang palangki menggunakan jae,yang jelas sudah berabad-abad silam. "potret seorang anak yang sedang meletakan jae di atas kepala" sudah menjadi kebiasaan bagi anak-anak umur sekolah dasar, setelah pulang sekolah pergi mendulang emas kesungai untuk mendapat uang jajan yang lebih dan membatu orang tua

Sabulan di Rumah

12/06/2018 Selamat Sore,,, Hari ini memasuki hari ke 27 ramadhan 1439 H. Sudah sebulan saya berada dirumah pasca menyelesaikan studi. Banyak yang bertanya-tanya kenapa saya belom juga bekerja, pertanyaan masyarakat yang memang agak sulit dijawab dengan penjelasan singkat. Sudahlah, saya hanya memilih diam dan tersenyum. (Manakiak di Polak Gota = Menyadap Karet di Kebun) Sebenarnya ada banyak tawaran kerja yang datang ataupun melanjutkan studi S2, tapi saat ini saya memilih berhenti sejenak. Kembali mengevaluasi diri dan merencanakan apa yang harus saya saya lakukan. Tidak banyak yang tau selama 8 tahun, ini lah waktu saya paling lama berada dikampung. Saya memilih menghabiskan waktu bersama keluarga sembari memperbincangkan apa yang menjadi tujuan dan rencana hidup saya selanjutnya. Karena sejatinya hidup ini bukan hanya milik kita sendiri tapi adalah milik orang yang mencintai kita. Saat ini bertepatan dengan bulan ramadhan, dimana saya bisa kembali mengupgrade iman.

Cerita di Tanjung Beringin (Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil).

Pada hari kamis tanggal 17 April 2019 saya berangkat meninggalkan ibukota Jakarta menuju Kota Pontianak Kalimantan Barat. Ketika kebanyakan pemuda sebantaran saya sibuk dengan Pemilu 2019, saya bersama 45 orang pemuda lainnya berangkat menuju pelosok sisi terdalamnya Indonesia. Yah, sebut saja kami meninggalkan kemewahan yang menjadi kebutuhan para milenial. Setelah 2 hari di Pontianak, koordinasi dengan Dinsos Kalimantan Barat saya melanjutkan perjalanan menuju Kota Ketapang. Jaraknya hampir mencapai 530 KM. Katanya sih cukup jauh jika ditempuh dengan  jalur darat dan alhasil saya memutuskan menempuh jalur udara. Sesampai di Ketapang saya dijemput oleh Pak Japani Staf Dinsos Ketapang. S elanjutnya diajak kerumahnya. Rumah itu menjadi rumah kedua yang saya tempati di Kalimantan Barat setelah sebelumnya saya menginap dirumah Bu Eka Kasi KAT Dinsos Kalimantan Barat. Sejenak saya merasakan sebuah kehangatan keluarga baru, saya diterima sebagai seorang anak laki-laki yang baru pulang dari