Langsung ke konten utama

1,2 tuntas, 3,4,5 berlanjut

Sudah hampir setahun rupanya saya menjalani semua ini. Percaya atau tidak, ada banyak hal yang berubah   dari hidup ini. Tapi percayalah semua akan tetap baik sesuai dengan yang sudah ditetapkan sang pencipta.



Selasa 26 September 2017

Pada hari ini adalah tepat kegagalan dalam taget kesekian yang saya tetapkan. Semua tidak berjalan sesuai apa yang kita inginkan. Semua berjalan serba masif banyak rencana lain yang berjalan tidak sesuai dengan harapan.  Beberapa hari ini ku dilanda kebingungan yang menyebabkan semua tanpa arah. Ketika semuanya kosong tanpa harapan, hari ini saya berjalan dengan memilih banyak pilihan yang tentu orang lain harapkan. Hari ini aku harus memutuskan untuk memilih jalan yang mana sehingga semua bisa diselesaikan dengan baik.

Pertama adalah perihal skripsi dengan sejuta cerita yang tak kunjung selesai, ini memasuki fase ke ke 15 dalam sejarah hidup. Bahwa benar aku adalah mahasiswa paling lama.

Kedua adalah tentang Pramuka tepatnya dewan kerja daerah yang sedang masa transisi, saatnya memilih untuk mencari dunia lain dan kemudian mencari hal baru. Ini menjadi yang tak terpisahkan dalam hidup yang akan menjadi batupijakan dalam bergerak.

Ketiga adalah tentang wanita itu yang kian mempesona, tak banyak kata yang ada hanya usaha untuk menyegerakan halal. Semoga tetap bertahan dalam ikhtiar masing-masing

Kempat adalah perihal hidup yang kian berat. Banyak usaha yang harus dilakukan untuk tetap membuat semuanya tetap nyaman.

Kelima adalah tentang pilihan yang harus diselesaikan dalam waktu dekat.

Semua akan berjalan sebagaimana mestinya. Aku akan tetap berjalan sesuai alurnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jae (dulang emas palangki)

"Jae", suatu kata yang tidak aneh lagi di masyarakat palangki. Jae merupakan alat mencari emas yang berbentuk lingkaran seperti kuali terbuat dari kayu. kegiatan penambangan emas dengan mengunakan jae sudah dilakukan semenjak lama. Tidak diketahui pasti sejak kapan orang palangki menggunakan jae,yang jelas sudah berabad-abad silam. "potret seorang anak yang sedang meletakan jae di atas kepala" sudah menjadi kebiasaan bagi anak-anak umur sekolah dasar, setelah pulang sekolah pergi mendulang emas kesungai untuk mendapat uang jajan yang lebih dan membatu orang tua

Sabulan di Rumah

12/06/2018 Selamat Sore,,, Hari ini memasuki hari ke 27 ramadhan 1439 H. Sudah sebulan saya berada dirumah pasca menyelesaikan studi. Banyak yang bertanya-tanya kenapa saya belom juga bekerja, pertanyaan masyarakat yang memang agak sulit dijawab dengan penjelasan singkat. Sudahlah, saya hanya memilih diam dan tersenyum. (Manakiak di Polak Gota = Menyadap Karet di Kebun) Sebenarnya ada banyak tawaran kerja yang datang ataupun melanjutkan studi S2, tapi saat ini saya memilih berhenti sejenak. Kembali mengevaluasi diri dan merencanakan apa yang harus saya saya lakukan. Tidak banyak yang tau selama 8 tahun, ini lah waktu saya paling lama berada dikampung. Saya memilih menghabiskan waktu bersama keluarga sembari memperbincangkan apa yang menjadi tujuan dan rencana hidup saya selanjutnya. Karena sejatinya hidup ini bukan hanya milik kita sendiri tapi adalah milik orang yang mencintai kita. Saat ini bertepatan dengan bulan ramadhan, dimana saya bisa kembali mengupgrade iman.

Cerita di Tanjung Beringin (Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil).

Pada hari kamis tanggal 17 April 2019 saya berangkat meninggalkan ibukota Jakarta menuju Kota Pontianak Kalimantan Barat. Ketika kebanyakan pemuda sebantaran saya sibuk dengan Pemilu 2019, saya bersama 45 orang pemuda lainnya berangkat menuju pelosok sisi terdalamnya Indonesia. Yah, sebut saja kami meninggalkan kemewahan yang menjadi kebutuhan para milenial. Setelah 2 hari di Pontianak, koordinasi dengan Dinsos Kalimantan Barat saya melanjutkan perjalanan menuju Kota Ketapang. Jaraknya hampir mencapai 530 KM. Katanya sih cukup jauh jika ditempuh dengan  jalur darat dan alhasil saya memutuskan menempuh jalur udara. Sesampai di Ketapang saya dijemput oleh Pak Japani Staf Dinsos Ketapang. S elanjutnya diajak kerumahnya. Rumah itu menjadi rumah kedua yang saya tempati di Kalimantan Barat setelah sebelumnya saya menginap dirumah Bu Eka Kasi KAT Dinsos Kalimantan Barat. Sejenak saya merasakan sebuah kehangatan keluarga baru, saya diterima sebagai seorang anak laki-laki yang baru pulang dari