Langsung ke konten utama

Postingan

Bubur Gunting Singkawang

Bubur Gunting  adalah bubur khas yang berasal dari Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Bubur Gunting adalah cakwe atau roti goreng yang disajikan di dalam mangkuk kecil lengkap dengan kuah kental kacang hijau.Bubur Gunting berasal dari resep turun temurun warga keturunan Tionghoa yang bermukim di Singkawang. Mereka menamakannya dengan Liuk Theu San yang berarti bubur kacang hijau serasa intan.Bubur gunting bukannya berisi gunting, melainkan biji kedelai atau kacang hijau yang dikupas dan direndam dalam kuah kental manis bersama potongan cakwe. Karena cakwe berukuran panjang, pemilik kedai biasanya memotongnya dengan gunting, jadilah dinamakan dengan Bubur Gunting. Bubur Gunting Singkawang oleh Zhilal Darma dari Wikimedia Commons, CC BY 4.0 Para penjual membuat cakwe sendiri agar rasa bubur sesuai dengan resep turun-temurun. Kuahnya dibuat dengan memakan waktu yang lama jadi dibutuhkan kesabaran yang tinggi. Bahan-bahan untuk membuatnya cukup mudah dipadapt seperti tepung kanji, kacang
Postingan terbaru

Tipe-Tipe Lisensi Creative Commons

     Lisensi Creative Commons terdiri dari empat modul utama yaitu Atribusi (BY), yang membutuhkan atribusi ke pencipta aslinya, Berbagi Serupa (SA), yang memungkinkan adanya karya turunan di bawah lisensi yang sama atau serupa, Non-Komersial (NC), yang mana ciptaan tersebut tidak digunakan untuk tujuan komersial, dan Tanpa Turunan (ND), yang memperbolehkan hanya ada ciptaan aslinya, tanpa turunan. Keempat modul ini dikombinasikan untuk membentuk enam lisensi utama dari Creative Commons. Berikut adalah enam Lisensi utama dari Creative Commons : 1.  Attribution (CC BY) 2.  Attribution Share Alike (CC BY-SA) 3.  Attribution No Derivatives (CC BY-ND) 4.  Attribution Non-Commercial (CC BY-NC 5.  Attribution Non-Commercial Share Alike (CC BY-NC-SA 6.  Attribution Non-Commercial No Derivatives (CC BY-NC-ND) Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional .

Cerita di Tanjung Beringin (Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil).

Pada hari kamis tanggal 17 April 2019 saya berangkat meninggalkan ibukota Jakarta menuju Kota Pontianak Kalimantan Barat. Ketika kebanyakan pemuda sebantaran saya sibuk dengan Pemilu 2019, saya bersama 45 orang pemuda lainnya berangkat menuju pelosok sisi terdalamnya Indonesia. Yah, sebut saja kami meninggalkan kemewahan yang menjadi kebutuhan para milenial. Setelah 2 hari di Pontianak, koordinasi dengan Dinsos Kalimantan Barat saya melanjutkan perjalanan menuju Kota Ketapang. Jaraknya hampir mencapai 530 KM. Katanya sih cukup jauh jika ditempuh dengan  jalur darat dan alhasil saya memutuskan menempuh jalur udara. Sesampai di Ketapang saya dijemput oleh Pak Japani Staf Dinsos Ketapang. S elanjutnya diajak kerumahnya. Rumah itu menjadi rumah kedua yang saya tempati di Kalimantan Barat setelah sebelumnya saya menginap dirumah Bu Eka Kasi KAT Dinsos Kalimantan Barat. Sejenak saya merasakan sebuah kehangatan keluarga baru, saya diterima sebagai seorang anak laki-laki yang baru pulang dari

2018 Penuh Kejutan

Kenapa demikian? Bagi saya pribadi tahun 2018 adalah sesuatu yang berbeda dari tahun sebelumnya, banyak hal baru dan luarbiasa yang saya lewati ditahun ini. mungkin sebagian orang menganggap hal ini biasa tapi bagi saya ini dalah sebuah pelajaran hidup dan tentang bagaimana kita mesti bertahan dan menikmati sebuah proses untuk kembali mengembangkan diri. Banyak kejutan dan hal-hal yang tak disangka diluar dugaan yang menjadikan rasa syukur tiada batas. Setelah berhasil menyelesaikan tugas sebagai Ketua Tim Formatur DKD Sumatera Barat masa bakti 2017-2022 makanya semua bermula. Dimulai dari di ACC nya tugas akhir saya pada bulan Januari, akhirnya saya bisa melaksanakan Sidang TA pada tanggal 30 januari 2018, Suatu akhir dari sebuah perjalanan panjang 7,5 tahun di Jurusan Teknik Pertambangan UNP. Kemudian dilanjutkan dengan wisuda pada bulan maret 2018. (Wisuda Periode Maret 2018)   Kemudian setelah selesai dengan studi saya melakukan perjalanan keberapa kota d

1,2 tuntas, 3,4,5 berlanjut

Sudah hampir setahun rupanya saya menjalani semua ini. Percaya atau tidak, ada banyak hal yang berubah   dari hidup ini. Tapi percayalah semua akan tetap baik sesuai dengan yang sudah ditetapkan sang pencipta. Selasa 26 September 2017 Pada hari ini adalah tepat kegagalan dalam taget kesekian yang saya tetapkan. Semua tidak berjalan sesuai apa yang kita inginkan. Semua berjalan serba masif banyak rencana lain yang berjalan tidak sesuai dengan harapan.   Beberapa hari ini ku dilanda kebingungan yang menyebabkan semua tanpa arah. Ketika semuanya kosong tanpa harapan, hari ini saya berjalan dengan memilih banyak pilihan yang tentu orang lain harapkan. Hari ini aku harus memutuskan untuk memilih jalan yang mana sehingga semua bisa diselesaikan dengan baik. Pertama adalah perihal skripsi dengan sejuta cerita yang tak kunjung selesai, ini memasuki fase ke ke 15 dalam sejarah hidup. Bahwa benar aku adalah mahasiswa paling lama. Kedua adalah tentang Pramuka tepatnya dewan

10% + 90%

Berbicara tentang ukuran sebuah kesuksesan tentu setiap orang memiliki standar hidupnya masing-masing. Kita tidak menyamakan setiap individu dengan diri kita, begitu juga sebaliknya. Melihat fenomena hari ini, tentang  Visi Indonesia 2045 atau tentang mengapai bonus demografi untuk Indonesia Emas. Saya justru teringat tentang kata yang diucapkan teman saya jika 10 % Pemuda hari nantinya sukses tentukan akan sangat membanggakan Indonesia. Saya pun sepakat dengan dia, tapi ada sedikit yang terngiang bagaimana dengan 90% hari ini? apakah mereka akan ikut sukses juga? apakah mereka akan menjadi masalah bagi Indonesia?   (Anak Sijunjung) Jawabannya tentu adalah tergantung dengan bagaimana perhatian kita semua terhadap yang 90 % ini. bisa jadi sebuah bumerang bisa juga sebuah keunggulan. Jika Pemerintah atau kita semua menganggap semuanya penting dan mereka harus mendapatkan keadilan maka pemerataan perhatian, kesempatan,dan pembinaan harus dirasakan oleh semua. Pemuda bukan han

Rusunawa Ku

Padang, 9 Juli 2019 Jika mendengar kata Rusunawa apa sih yang di pikiran teman-teman? mungkin banyak, tapi yang pasti ini adalah rumah subsidi yang diberikan pemerintah. Pada hari ini saya sudah tinggal di Rusunawa kurang lebih selama 6 bulan. Saya pindah kesini tepat akhir januari 2018. Saya memutuskan pindah karena tempat ini lebih murah dari sewa kostan atau kontrakan disekitar kampus walau cukup jauh dari kampus, kurang lebih 10 KM lah. Selain itu saya juga tak punya pilihan lain yang lebih baik dari pada tinggal disini karena saya juga sudah menyelesaikan Studi S1 saya di kota ini. Selayaknya orang baru yang patuh pada aturan dan regulasi, saya   mengajukan permohonan instansi terkait untuk bisa tinggal dirumah bersubsidi ini. alhamdulilah direspon dengan baik tentunya. Saya mengikuti semua aturan dan ketentuan yang telah di atur oleh pemerintah Kota. Seperti diketahui bahwa rumah yang ada disini terdiri dari 4 lantai yang setiap lantai terdiri dari 20 rumah. Ya jadi ada